1.Penyakit Fisik.
Setiap penyakit yng menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik, atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi dapat menyebabkan masalah tidur. Penyakit juga membuat pasien tidur dalam posisi yang tidak biasa, seperti posisi yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur. Beberapa penyakit yang menyebabkan gangguan tidur diantaranya adalah penyakit pada pernapasan, jantung koroner, hipertensi, nokturia, lansia, dan orang yang berpenyakit tukak peptik.
2.Obat-obatan dan Substansi.
Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan (Buysse, 1991). Menagtuk dan deprivasi tidur adalah efek samping mediksi umum. Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali member banyak masalah daripada keuntungan. Salah satu yang dapat membantu dalam tidur adalah L-triptofan yang terkandung di dalam susu, keju, atau daging.
Setiap penyakit yng menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik, atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi dapat menyebabkan masalah tidur. Penyakit juga membuat pasien tidur dalam posisi yang tidak biasa, seperti posisi yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur. Beberapa penyakit yang menyebabkan gangguan tidur diantaranya adalah penyakit pada pernapasan, jantung koroner, hipertensi, nokturia, lansia, dan orang yang berpenyakit tukak peptik.
2.Obat-obatan dan Substansi.
Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan (Buysse, 1991). Menagtuk dan deprivasi tidur adalah efek samping mediksi umum. Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali member banyak masalah daripada keuntungan. Salah satu yang dapat membantu dalam tidur adalah L-triptofan yang terkandung di dalam susu, keju, atau daging.
3.Gaya Hidup.
Individu yang bekerja bergantian berputar (mis. 2 minggu siang diikuti oleh 1 minggu malam) seringkali mempunyai kesulitan menyeseuaikan perubahan jadwal tidur.
4.Pola Tidur yang Biasa dan Mengatuk yang berlebihan pada Siang Hari (EDS).
EDS seringkali menyebabkan kerusakan pada fungsi terjaga, penampilan kerja atau sekolah yang buruk, kecelakaan saat mengemudi atau menggunakan peralatan, dan masalah perilaku atau emosional. Perasaan mengatuk biasanya intens saat terbangun dari, atau sesaat sebelum pergi, tidur, dan sekitar12 jam setelah periode tengah tidur.
5.Stress Emosional.
Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selam siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk.
6.Lingkungan
Yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur diantaranya adalah ventilasi yang baik, ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur, suara, serta tingkat cahaya.
7.Latihan Fisik dan Kelelahan.
Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidure membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi.
8.Asupan Makanan dan Kalori.
Kehilangan atau peningkatan berat badan mempengaruhi pola tidur. Ketika seseorang bertambah berat badannya, maka periode tidur akan menjadi lebih panjang dengan lebih sedikit interupsi. Kehilangan berat badan menyebabkan tidur pendek dan terputus-putus. Gangguan tidur tertentu dapat dihasilkan dari diet semisempurna yan g popular di dalam kelompok masyarakat yang sadar-berat badan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
Posting Komentar