Range of Motion (ROM)
Definisi

Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

II.Tujuan ROM
  1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
  2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
  3. Mencegah kekakuan pada sendi

III.Kegunaan ROM

Latihan ROM ini membantu menjaga otot dan sendi yang sehat sebagaimana mestinya. Tanpa latihan ini, aliran darah dan fleksibilitas sendi menurun.


IV.Indikasi ROM

  1. Penting untuk mempertahankan normal ROM dari sendi dan jaringan lunak
  2. Menurunkan resiko cedera pada musculotendenous unit
  3. Mencegah kerusakan dan penyusutan sendi
  4. Mengurangi bahaya imobilisasi
  5. Fleksibilitas sendi yang optimal akan mengurangi tekanan untuk sekitar sendi dan sel-sel

V.Kontraindikasi ROM
  1. Jangan lakukan latihan ini pada sendi yang terinfeksi
  2. Jangan dilakukan pada pasien yang hypermobility

Hypermobility (juga disebut double jointedness, hypermobility atau sindrom hyperlaxity) menjelaskan sendi yang merentang jauh dari yang biasa. Misalnya, beberapa orang hypermobile mereka dapat menekuk jempol ke belakang pergelangan tangan mereka, mereka menekuk lutut sendi mundur, atau menempatkan kaki di belakang kepala. Hal ini dapat mempengaruhi satu sendi atau beberapa sendi di seluruh tubuh.



Read More..
Laringitis
Laringitis adalah peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita suara.

PATOFISIOLOGI

Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanyan disertai rinitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring Dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu tubuh.

MANIFESTASI KLINIK

Laringitis akut ditandai Dengan suara serak atau tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali (afonia) dan batuk berat. Laringitis kronis ditandai Dengan suara serak yang persisten. Laringitis kronis mungkin sebagai komplikasi dari sinusitis kronis dan bronchitis kronis.

PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan laryngitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari merokok,istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. Jika laryngitis merupakan bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri atau jika lebih parah, terapi antibiotic yang tepat perlu diberikan. Sebagian besar pasien dapat sembuh Dengan pengobatan konservatif; namun laryngitis cenderung lebih parah pada pasien lansia dan dapat diperburuk oleh pneumonia.
Untuk laringits kronis, pengobatannya termasuk mengistirahatkan suara, menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkun ada, dan membatasi merokok. Penggunaan kortikosteroid topical, seperti inhalasi beklometason dipropionate (vanceril), dapat digunakan. Preparat ini tidak mempunyai efek sistemik atau kerja lama dan dapat megurangi reaksi inflamasi local.




Read More..
Myocardial infarction
Myocardial infarction atau orang sering menyebutnya serangan jantung yang terjadi ketika pasokan darah ke otot jantung berkurang atau tidak sepenuhnya diblokir karena adanya halangan dalam satu atau lebih yang koroner arteries yang mengelilingi jantung. Bila ini terjadi, otot jantung adalah deprived of penting oksigen dan akhirnya akan berhenti bekerja.
Kebanyakan orang tidak mengetahui gejala-gejala yang timbul pada penderita sehingga penanganan yang dilakukan sudah bisa dikatakan terlambat dan menyebabkan kematian. Serangan jantung banyak memberikan sumbangan kepada jumlah kematian di Indonesia. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 50.000 orang di Australia mati dari serangan jantung setiap tahun. Bahkan, sekitar sepertiga dari semua kematian orang-orang di bawah usia 75 tahun adalah hasil dari sebuah serangan jantung, yang membuatnya salah satu penyebab kematian di Australia.

Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Brunner & Sudarth, 2002)
Suyono (2001) dalam bukunya “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ketiga” menjelaskan bahwa infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadp oksigen dan nutrien. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000)

Terapi Farmakologis :

  • Glikosida jantung.Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi edema
  • Terapi diuretik.Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.Penggunaan hrs hati – hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
  • Terapi vasodilator.Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan engisian ventrikel kiri dapat dituruinkan
  • Dukungan diet:Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.

Pencegahan

Sedapat mungkin mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit arteri koroner, terutama yang dapat dirubah oleh penderita:
  • Berhenti merokok
  • Menurunkan berat badan
  • Mengendalikan tekanan darah
  • Menurunkan kadar kolesterol darah dengan diet atau dengan obat
  • Melakukan olah raga secara teratur.



Read More..
Perkembangan
Perkembangan Psikososial

Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan, dan hidup berkeluarga. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

Perkembangan Keintiman

Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi penglaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa. Pada masa dewasa awal ini, orang-orang telah siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mereka mendambakan hubungan-hubungan intim yang akrab, dilandasi dengan rasa persaudaraan, serta siap mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-komitmen ini sekalipun mereka mungkin harus berkorban untuk itu.


Perkembangan Generativitas

Generativitas (generativity), adalah salah satu tahap perkembangan psikososial yang dialami oleh individu selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk-produk, ide-ide dan sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Transmisi nilai-nilai sosial ini diperlukan iuntuk memperkaya aspek psikososial kepribadian dan aspek psikoseksual. Apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan, maka kepribadian akan mundur, mengalami kemiskinan, dan stagnasi. Apa yang disebut Erikson dengan generativity pada masa setengah baya ini dalah suatu rasa kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan generasi yang akan datang. Jadi, pada tahap ini, nilai pemeliharaan berkembang. Pemeliharaan terungkap dalam kepedulian seseorang pada orang-orang lain, dalam memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkannya serta berbagi dan membagi pengetahuan serta penglaman dengan mereka.

Perkembangan Integritas

Integritas (integrity) merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseornag setelah memelihara benda-benda, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuain diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusasaan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian. Seseorang yang berhasil menangani masalah yang timbul pada setiap tahap kehidupan sebelumnya, maka dia akan mendapatkan atau integritas.



Read More..
Konsep Imun
Konsep imun atau imunitas mengacu pada respon protektif tubuh yang spesifik terhadap benda asing atau mikroorganisme yang menginvasinya.
Ada dua tipe imunitas, yaitu:

Alami (natural)

Imunitas alami yang merupakan kekebalan non spesifiik sudah ditemukan sejak lahir. Imunitas alami akam memberikan respon nonspesifik terhadap setiap penyerangan asing tanpa memperhatiak komposisi penyerang tersebut. Mekanisame ini mencakup sawar (barier) fisik dan kimia, kerja sel-sel darah putih dan respon inflamasi.
Sawar fisik mencakup kulit serta membran mukosa yang utuh sehingga mikroorganisme patogen dapat dicegah agar tidk masuk ke dalam tubuh, dan silia pada traktus respiratorius bersama espon batuk dan bersin yang bekerja sebagai filter dan membersihkan saluran napas atas dari mikroorganisme patogen sebelem mikroorganisme tersebut dapat menginvasi tubuh lebih lanjut. Sawar kimia seperti getah lambung yang asam, enzim dalam air mata serta air liur (saliva) dan substansi dalam sekret kelenjar sebasea serta lakrimasi. Virus dihadapi dengan cara lain seperti interferon. Interferon merupakan salah satu tipe pengubah (modifier) respon biologik yang merupakan substansi virisida nonspesifikyang secara alami diproduksi oleh tubuh dan dapat mengaktifkan komponen lainnya dari sistem imun.

Sel darah putih memegang peranan sebagai pertahanan humoral maupun seluler. Granulosit mencakup neutrofil, eosinofil, dan basofil. Leukosit non granuler mencakup monosit dan makrofag (sel-sel fagosit). Limfosit yang terdiri atas sel-sel T dan B, memainkan peranan utama dalam pertahanan humoral.
Respon inflamasi merupakan fungsi utama sistem imun alami (nonspesifik) yang dicetuskan sebagai reaksi terhadap cedera jaringan atau mikroorganisme penyerang.

  • Didapat (akuisita)

Imunitas yang tidak dijumpai pada saat lahir tetapi akan diperoleh kemudian dalamm hidup seseorang. Imunitas didapat biasanya terjadi setelah seseorang terjangkit penyakit atau mendapat imunisasi yang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif.
Ada dua tipe imunitas yang didapat, yaitu aktif dan pasif. Pada imunitas didapat yang aktif, pertahanan imunologi akan dibentuk oleh tubuh orang yang dilindungi oleh imunitas tersebut. Imunitas ini umumnya berlangsung selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.
Imunitas didapat yang pasif merupakan imunitas temporer yang ditransmisikan dari sumber lain yang sudah memiliki kekebalan setelah menderita sakit atau menjalani imunisasi.
Kedua tipe imunitas didapat meliputi respon imunologi humoral dan seluler.



Read More..
Tindakan Penjagaan Universal untuk Mencegah Penularan HIV Keperawatan
  • Perhatikan benda-benda tajam (misalnya, jarum suntik, mata pisau bedah (skapel)) yang berpotensi untuk menularkan penyakit, dan tangani benda-benda tersebut dengan sangat hati-hati untuk mencegah cedera yang tidak disengaja.
  • tempatkan spuit dan jarum disposabel, skapel dan benda-benda tajam lainnya yang sudah tidak terpakai dalam wadah antitembus yang diletakkan di dekat tempat benda-benada tadi digunakan. Jarum suntik yang sudah dipakai harus ditutup kembali, dibengkokkan, dipatahkandan dilepas dari spuit sekali pakai.
  • kenakan alat pelindung (sarung tangan, gaun bedah, masker dan kacamata pelindung) untuk mencegah agar tidak terkena darah, cairan tubuh yang mengandung darah dan cairan lain yang termasuk dalam aplikasi tindakan penjagaan yang universal. Tipe alat pelindung harus sesuai dengan prosedur yang akan dilakukan dan tipe pajanan yang diantisipasi.
  • basuh dengan segera dan seksama kedua belah tangan serta permukaan kulit lainnya yang terkontaminasi darah, cairan tubuh yang mengandung darah dan cairan lain yang yang termasuk dalam aplikasi tindakan penjagaan yang universal.
  • sedapat mungkin meminimalkan kebutuhan untuk melakukan resusitasi mulut ke mulut dengan cara menyediakan alat resusitasi yang dilengkapibagian mulut, kantong (bag) resusitasi atau alat ventilasi lainnya sehingga bisa segera digunakan di tempat di mana kebutuhan resusitasi dapat diramalkan.
  • pada saat hamil, laksanakan dan pertahankan tindakan penjagaan yang cermat dan benar. Petugas kesehaan yang hamil tidak terbukti berisiko lebih besar untuk terjangkit virus HIV dibandingkan wanita yang tidak hamil. Namun demikian, jika seorang petugas kesehatan yang hamil tertular infeksi HIV, maka bayi yang dikandungnya akan menghadapi risiko yang meningkat untuk terkena infeksi tersebut sebagai akibat penularan perinatal
  • di lingkungan rumah, buang dan siramlah darah serta cairan tubuh ke dalam kloset.
  • bungkus barang-barang yang terkontaminasi yang tidak dapat dibuang ke dalam kloset dengan menggunakan kantong plastik, dan kemudian masukkan kantong tersebut ke dalam kantong kedua sebelum dibuang di tempat sampah menurut peraturan daerah setempat bagi pembuangan limbah padat.
  • bersihkan setiap ceceran darah atau cairan tubuh lainnya dengan sabun dan air atau dengan larutan deterjen. Larutan sodium hipoklorit yang baru (larutan pembersih rumah tangga) dalam konsentrasi pengenceran 1:10 merupakan disinfektan yang efektif. Orang yang membersihkan ceceran tersebut harus menggunakan sarung tangan pelindung.


Read More..
Aspek Legal Etik
Etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan dirancang untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum tindakan tsb dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk melihat suatu tindakan benar atau salah secara moral. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan yaitu :

•Autonomy (penentu pilihan)
Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari keunikan induvidu secara holistik.

•Non Maleficence ( do no harm)
Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik keperawatan. Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko membahayakan, dan bahaya yang tidak disengaja.

•Beneficence (do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik, yaitu, mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien dan keluarga.

•Justice (perlakuan adil)
Perawat sering mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.

•Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh seseorang.

•Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak diajarkan untuk selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering kali kurang jelas.



Read More..
Terapi farmakologis (kolaborasi) pada klien skabies
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
Jenis obat topical :
  • Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi.
  • Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
  • Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio, termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6 tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.

  • Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.
  • Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
  • Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.



Read More..
Terapi metronidazol
Dalam perdagangan metronidazol terdapat dalam bentuk basa dan garam hidroklorida. Sebagai basa berupa serbuk kristal berwarna putih hingga kuning pucat. Sedikit larut dalam air dan dalam alkohol, dan mempunyai pKa 2,6. Injeksi metronidazol jernih, tidak berwarna, larutan isotonik dengan pH 4,5 – 7, dengan osmolaritas 297-314 mOsm/L dan mengandung natrium fosfat, asam sitrat dan natrium klorida. Metronidazol hidroklorida sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol, dalam perdagangan berupa serbuk berwarna putih.
Tujuan
Sebagai obat antibiotik untuk mengobati infeksi.
Injeksi metronidazol harus disimpan pada 15°C hingga 30°C dan dilindungi dari cahaya. Produk dapat disimpan dalam kulkas namun akan terbentuk kristal.

Kristal dapat dilarutkan kembali dengan menghangatkannya pada suhu kamar. Paparan cahaya dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan warna produk menjadi gelap. Namun demikian paparan cahaya yang normal pada ruangan dalam jangka pendek tidak mempengaruhi stabilitas metronidazol. Paparan sinar matahari langsung harus dihindari. Larutan standar : 500 mg/ 100 ml NS. Stabilitas campuran parenteral pada suhu kamar (25°C): stabilitas pada produk yang terbungkus : 30 hari.

Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau komponen yang ada dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama – didapatkan efek karsinogenik pada tikus)

Efek Samping

Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran pencernaan; rash ;mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin berwarna gelap, erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis; juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia, anemia aplastik, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif dan jangka panjang dapat terjadi peripheral neuropathy, transient epilepsi-form seizure dan leukopenia.

Sumber: www.diskes.jabarprov.go.id diakses tanggal 14 desember 2009 jam 13.30



Read More..
Klasifikasi fraktur
Charles A Rockwood mengklasifikasikan fraktur secara radiologist
  1. Lokalisasi/letak fraktur seperti diafisis, metafisis, intra-artikular.
  2. Konfigurasi/sudut patah dari fraktur :
  • Fraktur transversal
  • Fraktur oblik
  • Fraktur spiral
  • Fraktur kominutif
  • Fraktur segmental
  • Fraktur Impaksi/kompresi
  1. Menurut ekstensi :
  • Fraktur total
  • Fraktur tidak total (fracture crack)
  • Fraktur buckle/torus
  • Fraktur garis rambut
  • Fraktur greenstick
  • Fraktur avulse
  • Fraktur sendi

Terbuka dan tertutup

Fraktur terbuka disebut juga compound fracture. Fraktur di mana kulit dari ekstremitas yang terlibat telah ditembus patahan tulang. Fraktur terbuka terbagi atas 3 derajat (R. Gustillo) :
1. Derajat I
  • Luka <>
2. Derajat II
  • Laserasi > 1 cm.
  • Kerusakan jaringan lunak tidak luas.
  • Fraktur kominutif sedang.
  • Kontaminasi sedang.
3. Derajat III:
  1. terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neurovaskuler, serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas:
  • Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi luas atau fraktur segmental yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
  • Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masif.
  • Luka pada pembuluh arteri atau saraf perifer.
Fraktur tertutup : disebut juga closed fracture. Tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan lingkungan luar

Komplit dan tidak komplit

  1. Fraktur komplit : bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.
  2. Fraktur tidak komplit : bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang
  3. Hairline fracture : patah retak rambut
  4. Buckle fracture/ Torus fracture : bila terjadi lipatan dari korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya. Biasanya pada distal radius anak-anak.
  5. Greenstick fracture : fraktur tidak sempurna, korteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteumnya. Sering terjadi pada anak-anak. Fraktur ini akan segera sembuh dan segera mengalami remodelling ke bentuk fungsi normal.
• Sudut patah:

  • Fraktur transversal: garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi/ direduksi kembali ke tempatnya semula.
  • Farktur oblik: garis patahnya membentuk sudut. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
  • Fraktur spiral: akibat trauma rotasi. Garis patah tulang membentuk spiral. Fraktur cenderung cepat sembuh.
Jumlah garis patah:
  • Fraktur kominutif: garis patah lebih dari 1 dan saling berhubungan.
  • Fraktur segmental: garis patah lebih dari 1 tetapi tidak saling berhubungan.
  • Fraktur multiple: garis patah lebih dari 1 tetapi pada tulang yang berlainan.
• Trauma:
  • Fraktur kompresi: 2 tulang menumbuk tulang ke-3 yang berada diantaranya.
  • Fraktur avulse: trauma tarikan, suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen.
  • Fraktur spiral
Bergeser dan tidak bergeser

  1. Fraktur undisplaced: garis patah komplit tetapi ke-2 fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuh.
  2. Fraktur displaced: terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut lokasi fragmen. Terbagi atas:
  • Dislokasi ad longitudinal cum contractionum: pergeseran searah sumbu dan overlapping.
  • Dislokasi ad axim: pergeseran yang membentuk sudut.
  • Dislokasi ad latus: pergeseran di mana kedua fragmen saling menjauh.

Sumber: Muttaqin, Arif. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC oleh Yovinda)



Read More..
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan Fraktur

  • Usia penderita. Waktu penyembuhan tulang anak-anak jauh lebih cepat daripada orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan aktivitas proses osteogenesis pada periosteum dan endosteum serta proses pembentukan tulang pada bayi sangat aktif. Apabila usia bertambah, proses tersebut semakin berkurang.
  • Lokalisasi dan konfigurasi fraktur . Lokalisasi fraktr memegang peranan penting. Penyembuhan fraktur metafisis lebih cepat daripada fraktur diafisis. Di samping itu, konfigurasi fraktur seperti fraktur transversal lebih lambat penyembuhannya dibandingkan dengan fraktur oblik karena kontak yang lebih banyak.
  • Pergeseran awal fraktur. Pada fraktur yang periosteumnya tidak bergeser, penyembuhannya dua kali lebih cepat dibandingkan dengan fraktur yang bergeser.
  • Vaskularisasi pada kedua fragmen. Apabila kedua fragmen mempunyai vaskularisasi yang baik, penyembuhannya tanpa komplikasi. Bila salah satu sisi fraktur memiliki vaskularisasi yang jelek sehingga mengalami kematian, pembentukan union akan terhambat atau mungkin terjadi non-union
  • Reduksi serta imobilisasi. Reposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi yang lebih baik dalam bentuk asalnya. Imobilisasi yang sempurna akan mencegah pergerakan dan kerusakan pembuluh darah yang menganggu penyembuhan fraktur.
  • Waktu imobilisasi. Bila imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan sebelum terjadi union , kemungkinan terjadinya non-union sangat besar.
  • Ruangan di antara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak. Adanya interposisi jaringan, baik serupa periosteum maupun otot atau jaringan fibrosa lainnya akan menghambat vaskularisasi kedua ujung fraktur.
  • Faktor adanya infeksi dan keganasan lokal.
  • Cairan sinovial. Cairan sinovial yang terdapat pada persendian merupakan hambatan dalam penyembuhan fraktur.
  • 10. Gerakan aktif dan pasif pada anggota gerak. Gerakan aktif dan pasif pada anggota gerak akan meningkatkan vaskularisasi daerah fraktur. Akan tetapi, gerakan yang dilakukan pada daerah fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan menganggu vaskularisasi.



Read More..
Anatomi dan fisiologi tulang panjang
Perkembangan tulang

  • Pembentukan tulang dimulai dari osteoblas (sel tulang) yang merupakan sel-sel mesenkim khusus. Osteoblas mensekresi substantia intersel, osteoit yang pada mulanya terdiri atas substantia dasar yang lembut dan serabut-serabut kolagen.
  • Osteoblas berkembang menjadi osteosit-osteosit, sel-sel tulang defenitif.
  • Pada masa yang sama, osteoklas multinuclear berkembang, sel-sel yang berkaitan dengan reabsorpsi dan pembentukan kembali tulang.
  • Membezakan ossificasi langsung atau intermembranosa adalah dari ossificasi indirect atau ossificasi chondral (klasifikasi pengganti).
(1) Ossificasi Intermembranosa:

  • Adalah perkembangan tulang dari tisu penghubung yang akhirnya mengandungi banyak sel-sel mensekim yang berkembang melalui osteoblas menjadi osteosit.
  • Pada masa yang sama osteoklas berkembang dan serabut-serabut kolagen juga timbul. Tulang yang asli adalah fibrosa dan selanjutnya ia dibentuk kembali menjadi tulang lameller.
  • Mangkuk tengkorak, tulang-tulang wajah dan clavicula berkembang sebagai tulang membranosa.
  • Bagian-bagian rangka yang sebelumnya merupakan tulang rawan perlu mengalami ossificasi kondral apabila ia ingin diganti oleh tulang.
  • Pertumbuhan hanya mungkin selama tulang rawan tetap ada.
  • Persyaratan untuk penggantian pembentukan tulang adalah kondroblas, sel-sel tisu penghubung yang telah mengalami differensiasi (pembezaan) yang menyingkirkan tulang rawan dan memungkinkan osteoblas untuk membentuk tulang.

Penggantian pembentukan tulang

Dikenal 2 jenis penggantian pembentukan tulang:
(1) Enkondral: Dimulai dengan tulang rawan, dan terjadi pada epifisis.
(2) Perikondral: Berasal dari pericondrium, terbatas pada diafisis.
  • Discus Epifisis (lempeng pertumbuhan) yang diperlukan untuk pertumbuhan panjang, membentuk lapisan antara epifisis dan diafisis.
  • Didalam tulang rawan epifisis, terjadi proses-proses ossificasi dalam zona-zona yang terpisah.
  • Pertama, pada epifisis terdapat zona capping, zat tulang rawan hialin yang tidak dipengaruhi oleh pembentukan tulang. Dekat daerah ini “tulang rawan istirahat”, ini adalah zona kolum-kolum sel tulang rawan, zona pertumbuhan. Disini sel-sel tulang rawan membelah sehingga jumlahnya bertambah.
  • Lapisan berikutnya, yang terletak lebih dekat dengan batang adalah zona sel-sel tulang rawan vasicular besar, dimana terjadi clasivicasi.
  • Ini dilanjutkan dengan zona distruksi tulang rawan, dimana tulang rawan dipecahkan oleh kondroklas-kondroklas dan diganti oleh osteoblas yang membentuk tulang.
  • Sisa tulang rawan yang menetap, yang memungkinkan dibezakannya tulang endokondral dari tulang perikondral pada diafisis. Ia secara skunder diganti oleh tulang perikondral.-
  • Tulang endokondral dihancurkan oleh osteoklas-osteoklas yang mengalami imigrasi.
  • Penambahan tebal pada darah diafisis diakibatkan oleh pengendapatan bahan tulang baru pada permukaan luar dibawah lapisan kembium periosteum.
  • Rongga sumsum tulang menjadi lebih besar sebagai akibat destruksi tulang.
  • Semua proses pertumbuhan diatur oleh hormon-hormon.
  • Bakal tulang pada epifisis pertama timbul setelah lahir, kecuali untuk epifisis distal femur dan epifisis proksimal tibia.
  • Pada kedua epifisis ini dan pada oscuboideum, osteogenesis mulai tepat sebelum kelahiran pada bulan kesepuluh intrauteri (tanda kematangan).

Sumber: patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC



Read More..
Imobilisasi dan fiksasi dengan osteosintesis
Imobilisasi secara operasi dengan pin, sekrup, pelat atau alat lain disebut osteosintesis.
Indikasi :
  1. Mobilisasi dini penderita mis. Orang tua dengan patah leher femur
  2. Mobilisasi dini persendian mis. Orang muda dengan patah tulang intraartikuler
  3. Memungkinkan perawatan cedera berat lain mis. Penderita cedera multipel termasuk patah tulang
  4. Memungkinkan perawatan lokal mis. Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak luas
  5. Kegagalan penanganan nonbedah mis. Reposisi tidak dapat dipertahankan, pseudoartrosis
  6. Patah tulang patologik mis. Fraktur karena metastasis karsinoma
  7. Penderita cedera multipel dengan patah tulang. Bila dilakukan osteosintesis pada patah tulang ektremitasnya, penderita dapat dirawat lebih baik untuk cedera lain seperti trauma otak, toraks, atau perut.
Keuntungan fiksasi kuat ini ialah latihan dan gerakkan dapat mulai segera setelah pembedahan karena osteosintesis disebut stabil latihan. Kerugiannya ialah bahwa umumnya alat osteosintesis harus dikeluarkan setelah setengah sampai dua tahun dan bahwa tempat fraktur tidak kuat setelah dikeluarkan alat tersebut.
Dengan fiksasi eksterna dapat juga dicapai fiksasi kuat sehingga terutama pada patah tulang terbuka dapat dilakukan perawatan luka penderita. Fiksasi eksterna pada tulang terbuka, terdiri dari :
  1. Dua pin proksimal patah tulang
  2. Patah tulang segmen terlepas
  3. Dua pin distal terhadap patah tulang
  4. Alat penghubung

Sumber: Sjamsuhidajat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC



Read More..
Imobilisasi dengan Gips
Gips merupakan alat fiksasi untuk penyembuhan patah tulang. Gips memiliki sifat menyerap air dan bila itu terjadi akan timbul reaksi eksoterm dan gips akan menjadi keras. Sebelum menjadi keras, gips yang lembek dapat dibalutkan melingkari sepanjang ekstremitasdan dibentuk sesuai dengan bentuk ekstremitas. Gips yang dipasang melingkari ekstremitas disebut gipas sirkuler sedangkan jika gips dipasang pada salah satu sisi ekstremitas disebut gips bidai.
Pemasangan gips yang salah dapat mengakibatkan keadaan yang buruk pada ekstremitas. Bahaya dari pemasangan gips yang salah dapat berupa:

  • Gangguan peredaran darah pada seluruh ekstremitas,
  • Gangguan peredaran darah pada satu kompartemen fasia ekstremitas atau tekanan berlebihan pada beberapa bagian ekstremitas yang menonjol yang mengakibatkan dekubitus.

Penggunaan traksi
Pada beberapa tulang misalnya femur mempunyai otot yang kuat sehingga reposisi tidak dapat dilakukan sekaligus. Untuk itu diperlukan reposisi sekaligus imobilisasi dengan traksi. Traksi dapat berupa traksi kulit dan traksi tulang. Setiap traksi harus disertai kontratraksi. Kontratraksi biasanya dengan berat badan pasien itu sendiri, yaitu dengan cara meninggikan bagian ekstremitas yang ditraksi.
Traksi kulit biasanya menggunakan plester yang direkatkan sepanjang ekstremitas yang kemudian dibalut, ujung plester dihubungkan dengan tali untuk ditarik. Penarikan biasanya dilakukan dengan katrol dan beban.

Traksi skelet dilaksanakan dengan pin Stelnman atau kawat Kirschneryang lebih halus dan biasanya disebut kawat K yang ditusukkan pada tulang, kemudian pin tersebut ditarik dengan tali, katrol dan beban.
Lama traksi, baik traksi kulit maupun traksi skelet bergantung pada tujuan traksi. Traksi sementara untuk imobilisasi biasanya hanya beberapa hari, sedangkan traksi untuk reposisi beserta imobilisasi lamanya sesuai dengan lama terjadinya kalus fibrosa. Setelah terjadi kalus fibrosa, ekstremitas diimobilisasi dengan gips.


Read More..
Diet TKTP
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) bertujuan memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein agar bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh serta menambah berat badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta mudah dicerna.
Diet ini diindikasikan untuk pasien gizi kurang, anemia dan hipertiroid. Juga diberikan pada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu dimana pasien tersebut sudah dapat menerima makanan lengkap;,baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit yang berlangsung lama dan telah dapat menerima makanan lengkap, pasien trauma, luka bakar, atau mengalami perdarahan banyak, serta wanita hamil dan pasca persalinan.

Terdapat 2 macam diet TKTP, yaitu TKTP I dan TKTP II. Diet TKTP I mengandung 2600 kalori dan 100 g (2 g/kg BB) protein. Diet TKTP II mengandung 3000 kalori dan 125 g (2 1/2 g/kg BB) protein. Untuk memudahkan, penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk dan susu. Sumber protein hewani yang baik diberikan adalah ayam, daging, hati, telur, susu, dan keju, sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasilnya, seperti tahu, tempe, dan oncom. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya, adalah bahan makanan yang dihindarkan.


Read More..
.
  • Tinggalkan Pesan


    ShoutMix chat widget

    Contact

    Pengunjung