Imobilisasi dan fiksasi dengan osteosintesis
Imobilisasi secara operasi dengan pin, sekrup, pelat atau alat lain disebut osteosintesis.
Indikasi :
  1. Mobilisasi dini penderita mis. Orang tua dengan patah leher femur
  2. Mobilisasi dini persendian mis. Orang muda dengan patah tulang intraartikuler
  3. Memungkinkan perawatan cedera berat lain mis. Penderita cedera multipel termasuk patah tulang
  4. Memungkinkan perawatan lokal mis. Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak luas
  5. Kegagalan penanganan nonbedah mis. Reposisi tidak dapat dipertahankan, pseudoartrosis
  6. Patah tulang patologik mis. Fraktur karena metastasis karsinoma
  7. Penderita cedera multipel dengan patah tulang. Bila dilakukan osteosintesis pada patah tulang ektremitasnya, penderita dapat dirawat lebih baik untuk cedera lain seperti trauma otak, toraks, atau perut.
Keuntungan fiksasi kuat ini ialah latihan dan gerakkan dapat mulai segera setelah pembedahan karena osteosintesis disebut stabil latihan. Kerugiannya ialah bahwa umumnya alat osteosintesis harus dikeluarkan setelah setengah sampai dua tahun dan bahwa tempat fraktur tidak kuat setelah dikeluarkan alat tersebut.
Dengan fiksasi eksterna dapat juga dicapai fiksasi kuat sehingga terutama pada patah tulang terbuka dapat dilakukan perawatan luka penderita. Fiksasi eksterna pada tulang terbuka, terdiri dari :
  1. Dua pin proksimal patah tulang
  2. Patah tulang segmen terlepas
  3. Dua pin distal terhadap patah tulang
  4. Alat penghubung

Sumber: Sjamsuhidajat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC



0 Responses

Posting Komentar

.
  • Tinggalkan Pesan


    ShoutMix chat widget

    Contact

    Pengunjung