Klasifikasi fraktur
Charles A Rockwood mengklasifikasikan fraktur secara radiologist
  1. Lokalisasi/letak fraktur seperti diafisis, metafisis, intra-artikular.
  2. Konfigurasi/sudut patah dari fraktur :
  • Fraktur transversal
  • Fraktur oblik
  • Fraktur spiral
  • Fraktur kominutif
  • Fraktur segmental
  • Fraktur Impaksi/kompresi
  1. Menurut ekstensi :
  • Fraktur total
  • Fraktur tidak total (fracture crack)
  • Fraktur buckle/torus
  • Fraktur garis rambut
  • Fraktur greenstick
  • Fraktur avulse
  • Fraktur sendi

Terbuka dan tertutup

Fraktur terbuka disebut juga compound fracture. Fraktur di mana kulit dari ekstremitas yang terlibat telah ditembus patahan tulang. Fraktur terbuka terbagi atas 3 derajat (R. Gustillo) :
1. Derajat I
  • Luka <>
2. Derajat II
  • Laserasi > 1 cm.
  • Kerusakan jaringan lunak tidak luas.
  • Fraktur kominutif sedang.
  • Kontaminasi sedang.
3. Derajat III:
  1. terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neurovaskuler, serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas:
  • Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi luas atau fraktur segmental yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
  • Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masif.
  • Luka pada pembuluh arteri atau saraf perifer.
Fraktur tertutup : disebut juga closed fracture. Tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan lingkungan luar

Komplit dan tidak komplit

  1. Fraktur komplit : bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.
  2. Fraktur tidak komplit : bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang
  3. Hairline fracture : patah retak rambut
  4. Buckle fracture/ Torus fracture : bila terjadi lipatan dari korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya. Biasanya pada distal radius anak-anak.
  5. Greenstick fracture : fraktur tidak sempurna, korteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteumnya. Sering terjadi pada anak-anak. Fraktur ini akan segera sembuh dan segera mengalami remodelling ke bentuk fungsi normal.
• Sudut patah:

  • Fraktur transversal: garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi/ direduksi kembali ke tempatnya semula.
  • Farktur oblik: garis patahnya membentuk sudut. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
  • Fraktur spiral: akibat trauma rotasi. Garis patah tulang membentuk spiral. Fraktur cenderung cepat sembuh.
Jumlah garis patah:
  • Fraktur kominutif: garis patah lebih dari 1 dan saling berhubungan.
  • Fraktur segmental: garis patah lebih dari 1 tetapi tidak saling berhubungan.
  • Fraktur multiple: garis patah lebih dari 1 tetapi pada tulang yang berlainan.
• Trauma:
  • Fraktur kompresi: 2 tulang menumbuk tulang ke-3 yang berada diantaranya.
  • Fraktur avulse: trauma tarikan, suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen.
  • Fraktur spiral
Bergeser dan tidak bergeser

  1. Fraktur undisplaced: garis patah komplit tetapi ke-2 fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuh.
  2. Fraktur displaced: terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut lokasi fragmen. Terbagi atas:
  • Dislokasi ad longitudinal cum contractionum: pergeseran searah sumbu dan overlapping.
  • Dislokasi ad axim: pergeseran yang membentuk sudut.
  • Dislokasi ad latus: pergeseran di mana kedua fragmen saling menjauh.

Sumber: Muttaqin, Arif. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC oleh Yovinda)



0 Responses

Posting Komentar

.
  • Tinggalkan Pesan


    ShoutMix chat widget

    Contact

    Pengunjung